PURWAKARTA | Hujan deras mengguyur wilayah Kecamatan Campaka dan sekitarnya, pada Rabu sore (18/6/2025), menyebabkan banjir genangan di sejumlah kawasan pemukiman, khususnya di Perumahan Fortuna dan Pemukiman Kampung Sukamaju, Desa Campakasari, Kabupaten Purwakarta.
Banjir genangan terjadi di Blok RT 24 di Perumahan Fortuna serta pemukiman warga di luar perumahan, yakni RT 13 dan RT 14, 23, Kondisi ini memicu keresahan warga karena sebelumnya tidak pernah terjadi separah ini, meskipun hujan deras kerap melanda wilayah tersebut.
Warga menduga banjir genangan dipicu oleh pembangunan unit baru di Perumahan Fortuna Campakasari yang mempengaruhi sistem resapan dan saluran air di kawasan tersebut. Mereka pun menggelar aksi unjuk rasa dan menuntut pihak developer untuk menghentikan sementara pembangunan serta memperbaiki sistem drainase yang dinilai tidak memadai. Kamis (19/6/2025)
“Saya sudah tinggal dua tahun di sini dan baru kali ini rumah sampai kemasukan air. Kemungkinan besar ini karena pembangunan unit baru dan kecilnya saluran air dari hulu ke hilir,” ujar Dadang, Ketua RT 24, kepada wartawan.
Keluhan serupa juga disampaikan warga RT 13, 14 dan 23 yang menyebut bahwa aliran sungai yang sebelumnya berfungsi normal kini tersumbat karena ditutup oleh pihak pengembang dalam proses pembangunan.
“Sejak awal saya sudah mengingatkan, silakan saja kembangkan perumahan, tapi jangan tutup saluran air. Itu harus diperbesar, bukan dikecilkan apalagi di tutup,” ungkap salah satu warga RT 14, Eman.
Menurut warga, saluran air yang seharusnya memiliki lebar 2,5 meter kini hanya sekitar 1 meter, bahkan ada yang hanya selebar satu jengkal. Akibatnya, saat hujan deras, air tidak mampu mengalir dengan baik dan meluap ke pemukiman warga.
Pihak Desa Campakasari menyatakan bahwa mereka sudah menyampaikan rekomendasi agar pembangunan dilakukan setelah saluran air diperbaiki dan diperbesar. Namun, saran tersebut tidak diindahkan oleh pengembang.
“Kami belum menandatangani hasil rapat kajian site plan terakhir karena menunggu perbaikan drainase. Tapi pembangunan tetap berlangsung tanpa mengindahkan rekomendasi,” ujar perwakilan Desa Campakasari Dede Nur.
Warga juga meminta agar saluran air yang tertutup akibat proyek pengembangan dibuka kembali, dan dilakukan perbaikan di lima titik krusial yang dinilai menjadi penyebab utama tersumbatnya aliran air. Mereka menegaskan bahwa proyek pembangunan unit baru tidak boleh dilanjutkan sebelum masalah drainase diselesaikan.
Sementara itu menurut Norman, dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Purwakarta, membenarkan bahwa pihak pengembang tidak mengikuti ketentuan dalam kajian sate plane dan file banjir.
“Tidak mengindahkan aturan, saluran air juga tidak mau memperbaiki, ia ia saja,” ujarnya saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Kamis (19/6/2025).
Setelah dilakukan peninjauan langsung ke lokasi bersama warga, pihak desa, dan pengembang, akhirnya perwakilan developer melalui Zey menyatakan komitmen untuk segera memperbaiki sistem drainase dari hulu hingga hilir.
“Permintaan warga akan segera direalisasikan,” kata singkat Zey. (guh)