Berita  

Gegara isi Pesan Grup WhatsApp Empat Siswa Terancam Diputus Sekolah

banner 120x600
banner 468x60

PURWAKARTA | Miris! Empat siswa kelas XII di SMAN 2 Purwakarta terancam dikeluarkan (drop out/DO) dari sekolah setelah terindikasi membuat grup WhatsApp yang berisi pesan-pesan bercanda mengenai sejumlah guru. Selain keempat siswa tersebut, sebanyak 26 siswa lainnya mendapat sanksi skorsing.

Empat siswa yang terancam dikeluarkan adalah RF, RZ, NV, dan NC. Diduga, dalam grup WhatsApp tersebut terdapat pesan-pesan bercanda yang dianggap melecehkan atau menghina guru oleh pihak sekolah.

banner 325x300

Salah satu orang tua siswa, yang anaknya termasuk dalam daftar yang terancam DO, mengaku sangat prihatin dan sedih atas keputusan sekolah.

“Awalnya, saat ada kegiatan pengajian, anak saya kedapatan bermain ponsel, lalu HP-nya disita. Dari situlah guru menemukan grup whatsapp kelas yang berisi candaan tentang guru. Memang anak saya ikut berkomentar, tapi maksudnya bercanda, bukan menghina,” ungkapnya, Selasa (30/7/2025) malam.

Ia menambahkan, dirinya telah mendatangi sekolah dan menyampaikan permohonan maaf, serta memohon agar anaknya diberi kesempatan. Namun, menurutnya, sekolah tetap bersikukuh untuk mengeluarkan anaknya.

“Saya sudah diberi formulir pindah sekolah. Hari ini anak saya bahkan sudah tidak boleh masuk. Saya sudah mohon kepada guru-guru, tapi tidak ada toleransi. Saya hanya minta satu kesempatan untuk anak saya, NC,” ucapnya terisak.

Dengan mata sembab, ia mengaku tidak bisa menahan tangis karena melihat anaknya dilarang sekolah akibat kesalahan yang menurutnya tidak fatal.

“Orang tua mana yang tidak hancur hatinya? Ini bukan kejahatan. Tidak adakah pembinaan lain selain langsung dikeluarkan?” jelasnya

Komite Sekolah dan Orang Tua Minta Kebijakan yang Lebih Bijak

Orang tua siswa lainnya juga menyampaikan kekhawatirannya. Mereka berharap sekolah tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan, mengingat hal ini bisa berdampak besar pada masa depan anak-anak.

“Kalau sampai anak saya dan tiga siswa lainnya dikeluarkan, kami khawatir mereka akan trauma dan tidak mau sekolah lagi. Kalau sampai putus sekolah, siapa yang akan bertanggung jawab?” kata salah satu orang tua siswa. 

Ketua Komite SMAN 2 Purwakarta, Leni Sandri, saat ditemui awak media ini di sekolah SMAN 2 Purwakarta usai rapat, membenarkan bahwa keputusan untuk mengeluarkan keempat siswa tersebut masih berupa rencana, belum diputuskan secara resmi.

“Kami berharap pihak sekolah, khususnya kepala sekolah, dapat lebih arif dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Jangan sampai ini merugikan masa depan anak-anak,” ujar Leni. Rabu (30/7/2025)

Ia juga menyarankan agar sekolah mempertimbangkan alternatif pembinaan lain, seperti program pembinaan karakter yang pernah digagas oleh Gubernur Jawa Barat KDM, yaitu mengirim siswa ke barak pendidikan karakter untuk memperbaiki perilaku.

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Bashit, menyatakan bahwa keputusan akhir masih menunggu kepala sekolah yang sedang bertugas ke luar kota.

“Keputusan akan disampaikan paling cepat hari Jumat, atau paling lambat hari Senin. Belum diputuskan apakah keempat siswa tersebut akan dikeluarkan atau tidak,” jelas Bashit. (guh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *